Minggu, 07 September 2014

Asal Mula Putri Duyung

berawal dari sebuah keluarga yang terdiri dari: Ayah, Ibu, kakak, dan adik.
Suatu hari, si adik yang masih kecil menangis karena kelaparan, Ibunya tidak tega melihatnya, dan dengan terpaksa mengambil ikan yang di simpan ayahnya, Meski tau Ayahnya akan marah besar.
Setelah sang Ayah sampai di rumah dan mengetahui hal tersebut, langsung saja apa yang di perkirakan Ibunya terjadi, sang Ayah marah besar, Ibu mereka di suruh menggantikan ikan tersebut, dan dengan perasaan yang sedih karena harus meninggalkan kedua anaknya, ibu mereka turun ke laut mencari ikan untuk menggantikan ikan ayahnya.
Berhari-hari Ibunya di laut belum juga mendapatkan seekor ikan pun, karena pada saat itu ikan sangat jarang dan langka di temukan, dan semakin lama ia di laut, tubuhnya sedikit demi sedikit bersisik, sesekali si kakak membawa adikya ke pinggir laut dan memanggil ibunya untuk menyusui adiknya, hari-hari berlangsung seperti itu, dan sisik ibunya semakin bertambah, yang semula hanya kaki, naik sampai ke betis dan sisiknya sampai kepinggang, dan ketika sisik Ibu mereka sudah sampai kepinggang, otomatis ibunya tidak tinggal di perahu atau di darat lagi melainkan di dalam laut, dan jika mereka ingin bertemu ibu mereka ada suatu nyanyian pertanda untuk memanggil sang Ibu yang berada di dalam laut, mereka bernyanyi “o ibu wandiu-ndiu mai pa susu andiku, andiku lambata-mbata kakaku lanturung koleo” dan ibu mereka mendengar dan naik ke darat untuk menemui kedua anaknya.
Ayah mereka yang mengetahui hal tersebut, sangat menyesal dengan apa yang pernah ia perbuat, untuk membayar kesalahannya ia juga turun ke laut untuk menjadi duyung, dan jadilah duyung ayah mereka, tinggal mereka berdua.
Adiknya yang juga menginginkan jadi duyung turun ke laut, tapi sekuat keinginannya menjadi duyung tidak terpenuhi. Dan adiknya pun pulang kerumah bersama kakaknya, meskipun kedua orang tuanya berada di dalam laut mereka masih bisa bertemu. Dan orang tua mereka menceritakan bahwa di bawah laut sana ada kehidupan seperti di daratan, ada rumah, pasar, mesjid dan lainnya, tetapi larangan buat kedua orang tua mereka untuk memakan ikan, dan orang tua mereka juga memberikan mereka ikan, tetapi harus di rahasiakan oleh siapapun dan jika mereka di Tanya apakah kamu memakan ikan, mereka harus menjawab tidak, melainkan sayur saja yang mereka makan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar