Kamis, 29 Mei 2014

Asal Usul Nenek Moyang Kutai


Proses perpindahan penduduk dari daratan asia yang kini disebut propensi YunanCina selatan berlangsung antara tahun 3000-1500 sebelum masehi, mereka adalah kelompok yang mengembara hingga sampai di pulau Kalimantan dengan rute perjalanan melewati Hainan, Taiwan, pilipina kemudian menyeberangi laut cina selatan menuju Kalimantan Timur, pada saat itu perpindahan penduduk dari pulau satu ke pulau lain tidaklah begitu sulit kerena pada jaman es permukaan laut sangat turun akibat pembekuan es di kutub Utara dan Selatan, dengan hanya menggunakan perahu kecil bercadik yang diberi sayap dari batang bambu mereka dengan mudah menyeberangi selat karimata dan laut cina selatan menuju Kalimantan Timur.

Para imigran dari daratan cina ini masuk ke Kalimantan Timur dalam waktu yang berbeda, kelompok pertama datang sekitar tahun 3000-1500 sebelum masehi termasuk dalam kelompok ras Negrid dan weddid kelompok ini diperkirakan seudah punah. Kemudian sekitar tahun 500 sebelum masehi berlangsung lagi arus perpindahan penduduk yang lebih besar dan kelompok inilah yang diperkirakan menjadi cikal bakal penduduk Kutai.

Setelah adanya arus perpindahan penduduk dari Yunan terjadilah percampuran penduduk kerena perkawinan,

penduduk Kuatai berasal dari lima suku ( puak ) yang terdapat didaerah kutai pada masa purba yakni:

1.Puak Melanti yang mendiami daerah sekitar Kutai Lama dan Tenggarong
2..Puak Pantun yang tinggal di sekitar Muara Ancalong dan Muara Kaman
3.Puak Punang yang tinggal di sekitar Muara Muntai dan Kota Bangun
4.Puak Pahu yang mendiami daerah sekitar Muara Pahu
5.Puak Tulur Dijangkat yang mendiami daerah sekitar Barong Tongkok dan Melak

Puak Pantun, Punang dan Melanti tumbuh dan berkembang menjadi suku Kutai yang memiliki bahasa sama namun beda dialek. Dengan demikian suku Kutai adalah suku asli daerah ini

Nama Kutai sendiri sudah disebut-sebut sejak abat ke 4 M pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita cina pada abat ke 9 (sembila) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 ( tiga belas ) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”


Keturunan Puak Tulur Dijangkat tumbuh dan berkembang menjadi suku Dayak. Mereka berpencar meninggalkan tanah aslinya dan membentuk kelompok suku masing-masing yang sekarang dikenal sebagai suku Dayak Tunjung, Bahau, Benuaq, Modang, Penihing, Busang, Bukat, Ohong dan Bentian.
* Suku Tunjung mendiami daerah kecamatan Melak, Barong Tongkok dan Muara Pahu

* Suku Bahau mendiami daerah kecamatan Long Iram dan Long Bagun
* Suku Benuaq mendiami daerah kecamatan Jempang, Muara Lawa, Damai dan Muara Pahu

* Suku Modang mendiami daerah kecamatan Muara Ancalong dan Muara Wahau

* Suku Penihing, suku Bukat dan suku Ohong mendiami daerah kecamatan Long Apari

* Suku Busang mendiami daerah kecamatan Long Pahangai

* Suku Bentian mendiami daerah kecamatan Bentian Besar dan Muara Lawa

Selain suku-suku tersebut, terdapat pula suku-suku lain yaitu suku Dayak Kenyah, Punan, Basap, dan Kayan.

* Suku Kenyah merupakan pendatang dari Apo Kayan, Kab. Bulungan. Kini suku ini mendiami wilayah kecamatan Muara Ancalong, Muara Wahau, Tabang, Long Bagun, Long Pahangai, Long Iram dan Samarinda Ilir.
* Suku Punan merupakan suku Dayak yang mendiami hutan belantara di seluruh Kalimantan Timur mulai dari daerah Bulungan, Berau hingga Kutai. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di gua-gua batu dan pohon-pohon. Mereka dibina oleh Departemen Sosial melalui Proyek Pemasyarakatan Suku Terasing.

* Suku Basap menurut cerita merupakan keturunan orang-orang Cina yang kawin dengan suku Punan. Mereka mendiami wilayah kecamatan Sangkulirang.

* Suku Kayan berasal dari Kalimantan Tengah, suku ini sering juga disebut dengan suku Biaju. Mereka mendiami daerah kecamatan Long Iram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar